Senin, 18 Februari 2008

Beberapa pendapat tentang Musik untuk terapi

Sekedar sharing....
Dan ingin masukan barangkali ada rekan2 yang sudah mempraktekkannya.

Hari Sabtu kemaren kebetulan saya ikut seminat "Meningkatkan Potensi Anak dengan Terapi Musik & Tari" dengan pembicara Jenny Crosswhite dari Fredofios Yogya.

Secara singkat, disini dance therapy ditujukan bukan secara estetik / segi keindahannya, jadi si anak bukannya diharapkan untuk bisa menari dengan bagus. Tapi justru ditekankan penggunaan media 'gerakan tari' ini untuk menstimulasi anak.

Dijelaskan pula tentang "movement analysis" dimana dalam teorinya setiap gerakan bisa diliat dari 3 karakteristik (heavy-light, direct-indirect, spontan-sustain), dan diberikan contoh2nya. Misal : "floating" = gerak bulu yang dijatuhkan - sifatnya ringan, indirect, sustain. Movement analaysis ini digunakan utk assesment & sekaligus penyusunan program terapi. Dijelaskan pula mengenai penggunaan alat2 sebagai media bantu (bola, kain parasut, hola hoop) sekaligus juga memberi stimulasi
sensori terutama visual ke anak.

Yang saya liat secara pribadi, movement analysis ini bisa banget untuk analisa profil postural (OT/SI ?) dan kualitas gerakan, muscle tone dsb. Terus terang banyak ide yang saya dapat untuk dapat diterapkan sebagai variasi dalam session terapi OT/SI, sekaligus bisa memperoleh tujuan untuk terapi relationship based macam RDI & Floortime (eg. kontak mata & sharing excitement)

Sedangkan dalam sesi ttg Music Therapy, ditekankan bahwa melalui musik kita
bisa "berkomunikasi" antara klien-terapis. Sekali lagi tidak ditekankan dari segi estetikanya, tapi lebih pada 'join attention' dan 'collaborative/coordinative action' antara anak-terapis. Dari contoh2 video klip ditunjukkan bahwa antara anak-terapis bisa membangun irama musik yang sejalan, misal anak memukul drum dg irama cepat bersamaan dg terapis memainkan musik di piano dg irama cepat ; anak ikut berhenti bila terapis menghentikan musik, dsb

Sekali lagi ide yang saya dapat, terutama juga untuk pengembangan komunikasi
non-verbal, seperti juga yang ditekankan dlm terapi RDI. Dalam format lain, ada juga music therapy yang menggunakan pre-recorded musik, yang ini rasanya lebih seperti basic idea pada terapi AIT, Samonas, Therapeutic Listening yg lain (pak Taufiq pernah sharing ttg hal ini).

Sekian sharing singkatnya.....
Mohon masukan dari rekan2, apakah ada yang sudah mempraktekkan, ataupun mungkin ikut dalam terapi ini di Frefodios (halo bu Deean ?)
Atau tips2 dan ulasan2 dari segi OT/SI (please....pak Taufiq ? pak Budi ?) sehingga kita bisa mengambil manfaat yang terbaik ?

salam,
Ir

----- Original Message -----
From: HPU
To: peduli-autis
Subject: [Puterakembara] Re: Music & Dance Therapy

Bu Ira , terima kasih banyak atas sharingnya.
Akan saya teruskan apa yang telah saya lakukan selama ini. Meskipun musiknya hanya melalui mulut dan gerakannya hanya loncat2 saja, tapi yang saya tangkap Dimas sudah bisa mengikuti perintah kalo irama mulut saya ngucapin suatu nada untuk perintah duduk, Dia pasti duduk. Yang saya lakukan seperti ini Bu Ira lagunya : tak .. tung..dang..dut..sampai 3 kali , sementara gerakan Dimas loncat-loncat terus. Setelah itu, tak ..tung..dang..dut..dut.dut.dut.dut.dut pas di dut terakhir Dimas langsung duduk. Saya perhatikan pada saat dut yang berurutan dia loncatnya makin cepat dan ngotot banget.
Apa yang seperti itu termasuk dalam gerakan terapi Bu Ira?
Mohon penjelasannya.

Salam,
Har ( Bapake Dimas autis 5 tahun )

----- Original Message -----
From: AP/IP
To: peduli-autis
Subject: [Puterakembara] Re: Music & Dance Therapy

Pak Har,

Makasihnya sama2 pak...
Wong saya belum bisa beneran kok pak, cuma sekedar menyampaikan apa yang saya dapat di seminar. Banyak yang lebih ahli di milis ini kok...

Rasanya sih dalam bentuk sederhana yang pak Har lakukan sama Dimas udah mirip2 yang dicontohkan dalam seminar. Saya tulis di bawah aja contoh2 yg ditunjukkan waktu seminar di email terpisah ya.

Musik latar justru satu hal yang bisa jadi kekuatan (menyediakan struktur, stimulasi emosi & memori, motivasi) tapi bisa juga jadi titik lemah kalo kita jadi tergantung sama musik, dan kadang musik rekaman tidak bisa fleksibel mengikuti sitkon waktu kita bermain. --- ini yang saya copy juga dari seminar lho ---

Kalo menurut saya pribadi (awam lho, jangan dipikirin banget ya), pak Har mungkin bisa menambahkan variasi di musik mulutnya....jadi tidak terjadi rutinitas dimana Dimas sudah siap duduk setelah 3x pak Har nyanyiin "tak tung dang dut" nya
(dengan catatan Dimas sudah paham pada waktu dut dut dut berulang dia harus
duduk) Misal dengan nambah dari 3x jadi 4x atau justru mengurangi, atau dengan
bunyi yang dipanjangin (tak tak tak tung dang dut, dsb), variasi "pace" atau iramanya (lambat / cepat) dsb. Atau lain kali gunakan bunyi lain (peluit, kerincingan, drum) sebagai tanda kalo dia harus duduk dsb. Lihat apakah dengan memasukkan variasi, Dimas tetep bisa ngikutin.

Variasi ini untuk menghindari kebosanan, tapi juga sekaligus memberikan 'tantangan' bagi Dimas. Perlu diingat untuk memberikan 'level of challenge' yang tepat, nggak terlalu tinggi sehingga membuat frustasi, tidak terlalu rendah untuk jadi membosankan juga.

semoga membantu,
Ir

----- Original Message -----
From: NN
To: peduli-autis
Subject: [Puterakembara] Re: Music & Dance Therapy

Sekedar sharing pengalaman kami..

Setelah YK kami terapi sendiri di rumah dengan vcd / dvd lagu dan senam anak2 Indonesia, mengalami perkembangan yang bagus baik vocal maupun gerakan nya.
Untuk perkembangan vocal nya, tidak terlalu cadel lagi, sudah bisa mengucapkan S dan R (R nya yg kadang belum jelas). Untuk perkembangan gerakan nya sudah cukup baik walaupun masih agak kaku, belum bisa lemah gemulai (mungkin cowok kali ya??), goyang Inul dan joget dangdut sudah bisa, belajar hola hoop yg agak sulit bagi YK karena rotan nya sering terjatuh. Dulu setiap hari pengasuh nya setelkan disc lagu lalu nyanyi karaoke & menari bersama atau setelkan disc senam lalu senam bersama. Sekarang YK yg pilih disc dan setel sendiri mau nyanyi atau senam mengikuti video klip, terserah dia mau pilih yang mana.

Demikian sharing saya.

Salam // NT
(mami Yakobus Kristian, autis verbal 8thn)

----- Original Message -----
From: DO
To: peduli-autis
Subject: [Puterakembara] Re: Music & Dance Therapy

Wah, maaf saya baru buka email hari ini. Tentang seminar fredofios saya malah ga tau. Biasanya sih mereka telp untuk pemberitahuan. Padahal kalo tau saya juga engen ikut biar nambah wawasan. Jadi apalagi mempraktekannya,..hehe,..ya belum.

Saat ini yg di ajarkan terapis anak saya di rumah adalah bertepuk tangan mengikuti irama nyanyian si terapis. misalnya lagu happy b'day, cicak2 di dinding. kalo lagi konsen dia bisa. tapi kalo matanya mulai kemana2 ya suka ngawur jadinya.

salam
dee

----- Original Message -----
From: Taufiq Hidayat
To: peduli-autis
Subject: [Puterakembara] Re: Music & Dance Therapy

Ibu Ira

Di klinik saat saya menerapkan samonas dikombinasikan dengan SI dan table
top (prewriting skill). bisa menggunakan loud speaker atau heaphone (jika sudah masuk pada protocol terapi).

Musik memiliki pengaruh terhadap kondisi sensori-motorik dan psikososial pada seseorang yang mendengarkan. dan ini bersifat individual. ex. Musik mozart and the contemporaries (seri 08 pada samonas) dapat berguna jika diberikan pada anak dengan SN pada level fungsional yang medium. dan efeknya beragam pada beberapa anak. pada anak yag hiper aktif memiliki efek organizing, menjadikan aktifitas yang dilakukan menjadi lebih terstruktur, ada yang lebih aware terhadap lingkungan dan orang sekitarnya dan pada proses akademik di sekolah dan rumah. pada anak cenderung hipoaktif musik ini dapat memberikan ebergi eksternal dengan meningkatkan level arousalnya yang juga mempengaruhi performancenya pada
aktifitas keseharian dll

Jika terapi ini di gabung dengan SI sang anak tidak hanya berperan secara pasif saat mendengarkan namun juga secara aktif saat ia menggunakan aktifitas di ruang SI. terutama gerakan yang melibatkan kedua sisi anggota tubuh secara sinergis. ex. saat berakfititas dengan hammock (tempat tidur gantung) sang anak mengunakan salah satu tangannya untuk mengayun tubuh dan yang satunya lagi digunakan untuk menyusun puzzle atau media lain yang berada agak jauh didepan agar sang anak perlu mengayun.

salam

taufiq

----- Original Message -----
From: AP/IP
To: peduli-autis
Subject: [Puterakembara] Re: Music & Dance Therapy

Pak Taufiq,

Makasih penjelasannya....
(he3x, seneng juga deh, berhasil 'mengusik' & memancing pak Taufik untuk keluar, sharing my OT-nya ditunggu lho pak)

Yang saya lakukan sekarang ini sebenarnya music therapy yang lebih mirip2 dengan Samonas pak Taufiq itu. Sejauh ini masih selalu pake headphone, CD Therapeutic Listening (Mozart, MORE Mozart, EASe dll), kalo pas di rumah ya sekalian bisa terapi SI yang 'duduk manis' kayak main biji2an, foam, bubble gitu. Tapi sayangnya kebanyakan harus dilakukan sambil perjalanan ke sekolah, ya paling kalo kepegang bisa lakukan tissue release dikit2

Dan memang hasilnya luar biasa.....
Dalam artian, kombinasi musik yang tepat akan mempengaruhi hiperaktifitas /
hipoaktifitas anak, arousal level dsb seperti yang pak Taufiq bilang. Bahkan rasanya, anak saya udah 'tau' sendiri.... kalo lagi high arousal, pasti minta music CDnya yang untuk regulate & calming down.

Saya mau coba yang pak Taufiq sarankan untuk kombinasi musik + aktivitas SI
yang pake suspended equipment gitu deh. Berarti musiknya over speaker ya pak ? Gak usah pake yang therapeutic tapi pake musik umum aja boleh kan ?

Tapi yang di seminar itu agak beda juga sih....
Lebih mirip dengan posting bu Eve yang kemarin. Jadi lebih ke MEMAINKAN ALAT MUSIK dibanding ke MENDENGARKAN MUSIK. Yang ini belum berhasil bo...

Minggu lalu saya coba trial assessment untuk belajar piano program IBA, hasilnya masih amburadul (nurut saya sih, walau nurut gurunya Aga ada ketertarikan untuk main, harus engage dulu bbrp waktu & harus /bisa dicoba lagi sebenarnya)
Pianonya dipencet2 seenak2nya, disuruh tangannya wipe tuts seperti membelai gitu malah dipukul2 (sambil mulutnya bunyi jreng-4x kayak music awalnya Bethoven itu lho, gara2 liat Mr.Bean nih), mungkin maunya sekali pegang langsung bisa main musik kali ya So, sementara music program yang ini on hold dulu deh, liat perkembangan. Jadwal Aga juga penuh banget, gak tega untuk nambahin hal baru lagi

salam,
Ir

----- Original Message -----
From: TH
To: peduli-autis
Subject: [Puterakembara] Re: Music & Dance Therapy

Ibu Ir,

He.he.he masak dipancing bu, jadi ikan donk saya nantinya.. :-))

Bicara tentang headphone, jenis yang ibu pakai seperti apa ya? yang saya pakai sennheiser HD500A, yang mampu mentransmisikan frekuansi hingga 38.000Hz yang lebih tinggi dari headphone lain pada umumnya.

Wow... ibu sudah bisa melakukan pemilihan musik yang tepat bagi Aga :-)),
Bravo...

Menggunakan loud speaker memberikan element space terutama jika ada beberapa speaker yang ditempatkan didalam ruang SI bu. selain itu melakukan pemilihan musik yang sesuai juga menjadi pertimbangan. jika ibu juga menggunakan amplifier, coba posisikan tuning bassnya diposisi yang normal atau jika bisa seminimal mungkin tapi dengan pertimbangan tidak mengurangi kualitas suara musiknya.

Jika teman milis ada yang mau mempelajari samonas secara online bisa membuka
di http://www.samonas.com/campus/f_campus.htm.

salam
taufiq

----- Original Message -----
From: AP/IP
To: peduli-autis
Subject: [Puterakembara] Re: Music & Dance Therapy

Pak Taufik,

Makasih info & link-nya,
Bukan nya ikan sih... abisnya belakangan jarang muncul dengan sharing nya sih

Untuk headphone memang pake senheiser HD500 itu pak, he3x... pikir2 enak juga ya kalo CD music-nya bisa re-sale or tuker2an kalo programnya udah 'lewat'... mahal banget sih

Nanya lagi, untuk speaker di ruangan, harus beberapa biji gitu ya ?
nggak boleh cuma pake tape compo gitu aja ?
musiknya kalo nggak pake therapeutic pake yang umum aja nggak apa2 kan ya ?
kadang kalo saya ikut ndengerin yang therapeutic gitu saya-nya yang ikut pusing soalnya smile

salam,
Ir

----- Original Message -----
From: Taufiq Hidayat
To: peduli-autis
Subject: [Puterakembara] Re: Music & Dance Therapy

Ibu Ir,

He.he siap bu... belakangan ini memang waktu saya untuk surfing memang agak
terbatas bu, dulu saya bisa pakai di komp rumah dikoneksikan lewat hp, tapi karena kadang pulangnya malam jadi ngga kuat lama-lama. tapi sudah dapet strategi yang jitu, selum pulang ke warnet dulu, baca terus nulis balesannya dirumah lalu kirim.

Iya bu mahal.. 2 tahun lalu saya beli S$255, ngga tau sekarang berapa? Untuk cd yang telah ibu pakai saat ini sudah jenis apa saja? memang tidak bisa di resale lagi, namun ibu tentu sudah tau tujuan dari tiap cd tersebut yang nantinya bisa digunakan kembali saat masalah tertentu muncul kembali, atau pada tingkat program tertentu cd tersebut dikombinasikan dengan cd lain, jadi tidak sepenuhnya tidak terpakai.

Menggunakan tape compo juga bisa bu Ira, namun untuk lebih bisa maksimal bisa dengan penambahan speaker, penempatannya juga diperhatikan ya bu, ex. jika ditaruh cukup tinggi arahkan speakernya agak ke bawah. he.he.he untuk mendengarkan cd tersebut perlu assesment bu, karena bersifat individual, bagi Aga mungkin sesuai namun ke ibu belum tentu. ada teman saya yang juga OT mendengarkan salah satu cd melebihi listening time yang saya recommend, ketika itu ia ingin tetap alert selama berada di klinik, namun karena pemakaian yang berlebih ia tetap alert bahkan sampai pagi harinya :-)).

Pada cd samonas ada tingkatan berdasarkan spectal activationnya, CQ (classic
quality), HS (healing sound), SE (sound energy), ST 1 & 2 (sound therapy).
Untuk loud speaker mungkin baknya menggunakan yang CQ.

salam
taufiq

Tidak ada komentar: